Sejarah berdirinya Yayasan Cahaya Harapan

"BERDASARKAN TULISAN ALM. PDT. DR. MARTINUS CION, S.TH SEBELUM BELIAU DIPANGGIL TUHAN"

Pada tahun 1987 keluarga (Alm) Pdt. DR. Martinus Cion, S.Th ditugaskan di Gepembri Tayan. Menurut pengakuan Beliau di tempat sebelumnya sebenarnya Beliau dan keluarga secara finansial sudah mulai mapan (punya rumah sendiri, lahan pertanian sendiri, lahan garap karet sendiri, ternak sapi, babi dan ayam), tetapi harus memulai sesuatu yang baru di Tayan sebuah kota kecamatan dimana tidak ada lahan yang bisa digarap (karena Beliau menggarap sawah dan menyadap pohon karet sebagai penghasilan yang dapat mendukung ekonomi keluarga beliau). 

Gedung Sekolah milik Yayasan Cahaya Harapan

Dengan segala keterbatasan yang ada, karena perintah untuk pindah dari pimpinan (Sinode Gepembri), akhirnya semua itu dijalani oleh (Alm) Pdt. DR. Martinus Cion, S.Th. Jemaat saat itu belum banyak, hanya ada beberapa jemaat dewasa dan beberapa siswa-siswi SMP dan SMA. Gedung gereja masih gubuk, rumah dinas (pastori) juga (dibangun oleh Beliau bersama 2 jemaat dari Gepembri Sekumpai tempat pelayanan Beliau juga sebelum di Sembuat) dengan hanya menggunkan bahan bangunan yang terbatas. 

Mengawali semua pengembangan pelayan di Gepembri Tayan, (Alm) Pdt. DR. Martinus Cion, S.Th meminta untuk dapat membantu mengajar Pelajaran Agama Kristen di sekolah – sekolah yang ada di kecamatan Tayan Hilir, yaitu SDN 4 Tayan Hilir, SMPN 1 Tayan Hilir, dan SMAN 1 Tayan Hilir. Selain mengajar di sekolah – sekolah Beliau dan istri juga membuka les untuk anak –anak SD secara gratis. Dengan latar belakang pelayanan yang dilakukan di sekolah-sekolah inilah Beliau memiliki kerinduan untuk mendirikan pelayanan yang bergerak di bidang pendidikan.

Bersama AKPRIND

Sebelumnya ketika Beliau melayani di tempat sebelumnya yaitu desa Sembuat, pada suatu malam Beliau menggambar sebuah gedung 3 lokal tingkat dua, ketika istri Beliau terjaga dari tidur melihat Alm. Pdt. Martinus Cion duduk di depan meja makan sedang mencoret-coret di selembar kertas, saat ditanya oleh istri Beliau menggambar apa, Beliau menjawab: “sedang menggambar Gedung Sekolah, nanti kita akan punya sekolah” dan jawaban itu ditertawakan oleh istri Beliau karena kenyataannya saat itu mimpi Beliau tersebut tidak mungkin dilaksanakan, tetapi ketika melayani di Gepembri Tayan, kerinduan itu muncul kembali yaitu mendirikan sebuah sekolah kristen, mimpi Beliau adalah mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan gedung pertama yang dimiliki adalah 3 lokal dengan tingkat dua (jadi 6 lokal percis sama seperti coretan Beliau ketika melayani di desa Sembuat)

Foto di depan Gedung Sekolah

Untuk mewujudkan itu ada kendala yang dihadapi, yaitu harus ada lembaga Yayasan (Badan Hukum yang bertanggungjawab untuk mengawali dan mengelola harapan (sekolah) tersebut. Melalui pergumulan dalam doa (Alm) Pdt. Martinus Cion, S.Th, mencoba mendirikan Yayasan yang bernama “Pemberita Kasih” bersama Alm. Yohanes Mosal, Yayasan tersebut tidak mendapat respon dari pengurus Sinode Gereja Pemberita Injil Jakarta saat itu. Melalui penolakan di atas tidak membuat semangat Pdt. Martinus Cion, S.Th padam untuk mendirikan lembaga Pendidikan Kristen di Tayan. 

Di sini Beliau mengalami pergumulan yang luar biasa bersama Tuhan, sehingga begitu banyak waktu yang Beliau gunakan untuk berdoa dan berpuasa, sampai satu waktu Tuhan memberikan jawaban melalui sebuah penglihatan pada suatu pagi di depan rumah pastori (rumah dinas gembala/hamba Tuhan) yang ditempati Beliau dan keluarga ada sebuah gelombang awan yang melintasi di depan rumah, penglihatan tersebut dinyatakan tiga pagi berturut – turut, melalui penglihatan tersebut Beliau mendapat visi dari Tuhan (“Menjadi Terang Bagi Semua Orang” ) “Yesus Terang Hidup” Yohanes 8 : 12 ; Yesaya 9 : 1. 

Melalui nast tersebut muncul sebuah kalimat “CAHAYA HARAPAN”. Sehingga Yayasan yang Beliau dirikan diberi nama “Yayasan Cahaya Harapan”. (Dalam banyak kesempatan Alm. Pdt. Martinus Cion, sering mengungkapkan jika pada akhirnya Beliau memahami apa arti penglihatan 3 pagi berturut – turut yang di lihat oleh Beliau tersebut, yaitu Beliau mengatakan “ arti penglihatan gelombang awan itu adalah gelombang manusia”, karena setiap hari di depan pastori akan lewat siswa/i SMP dan SMKS Cahaya Harapan, dari pagi hari sampai sore.) 

Setelah mendapat penglihatan tersebut tepatnya tanggal 20 Februari 1990 terbentuk kepengurusan Yayasan Cahaya Harapan, dilanjutkan tanggal 20 Juli 1990 didaftarkan untuk mendapatkan legalitas hukum di depan notaris Ny. Sri Rohani wahyudi, SH , dengan Akta Notaris Yayasan Cahaya Harapan No. 74 tanggal 29 Oktober 1990 dan tedaftar pada pengadilan Negeri Sanggau No 27 tanggal 5 November 1990. Setelah adanya Akta Notaris Yayasan Cahaya Harapan, pada tahun ajaran baru 1991/1992 impian Alm. Pdt. Martinus Cion untuk mendirikan lembaga pendidikan dapat diwujudkan sehingga Pdt. Martinus Cion memproses izin mendirikan SMP Cahaya Harapan ke Dinas Pendidikan baik tingkat kecamatan, kabupaten dan Provinsi.

Dengan berbagai tantangan yang ada contoh salah satunya, pernah beliau berkonsultasi dengan seseorang pengambil kebijakan di pemerintahan untuk mendirikan sekolah di Pulau Tayan, orang tersebut menjawab jika yang akan sekolah di Pulau Tayan itu tidak ada karena aksesnya yang sangat susah, tetapi Beliau mengatakan satu waktu pasti akan dibangun jembatan, dan orang tersebut mengatakan sampai kiamat pun jembatan di Tayan nggak akan dibangun, tetapi kenyataannya hari ini kita melihat ada jembatan yang luar biasa megah di Tayan Hilir.

Izin untuk adanya SMP Cahaya Harapan di kota kecamatan tidak didapat, sehingga SMP Cahaya Harapan diperbolehkan untuk dibuka di desa Cempedak dengan menumpang di gedung SDN Cempedak kurun waktu 1991 – 1994. Dengan berbagai perjuangan awal tahun ajaran 1994/1995 SMP Cahaya Harapan dapat dimutasikan di Tayan Hilir setelah memperoleh izin operasional dari Kanwil Departemen Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat No. 154/I.14/Kep/1994/1995, walaupun saat itu masih menumpang belajar di Gedung Gereja Pemberita Injil sampai adanya gedung sekolah yang dibangun. 

Melalui dukungan sinode Gepembri, Yayasan Cahaya Harapan mendapat pinjaman dana sebesar Rp. 35.000.000. Dengan dana yang minim tersebut, banyak hal yang harus dikerjakan secara langsung oleh Alm. Pdt. Martinus Cion, contoh ketika sedang mengumpulkan bahan bangunan berupa kayu Besi/Belian karena harus menggunakan transportasi air Beliau dan anak laki-lakinya Stepanus Cion bersama anak rohaninya Pdt. Obedi Tua Sarumaha tenggelam di tengah air kapuas, dan bahan – bahan tersebut tidak bisa diselamatkan, bahkan harus mengganti motor air yang dipinjam, untuk bahan pasir, Beliau mengerahkan siswa-siswi SMP yang waktu itu tinggal di asrama sederhana dimiliki oleh Beliau, tetapi dengan penuh perjuangan, maka terbangunlah 6 lokal RKB dengan jumlah biaya sampai selesai pembangunan Rp 35.800.000. 

Dengan berdirinya bangunan tersebut membuat Alm. Pdt. Martinus Cion kembali menjajaki pendirian sekolah baru yaitu SMEA. Sehingga pada tahun 1995 dimulailah pendirian SMEA Cahaya Harapan, walaupun kurun waktu 1995 – 1996 izin operasional tidak didapat, sampai akhirnya (Alm) Pdt. Martinus Cion harus menghadap Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Republik Indonesia di Jakarta, barulah perizinan operasional SMEA Cahaya Harapan Tayan dengan No .67/I.14/Kep/1996 tanggal 29 Mei 1996 didapat. 

Melalui tantangan dan pergumulan yang tidak sedikit, bersyukur kepada Tuhan saat ini Yayasan Cahaya Harapan memiliki luas lahan kurang lebih 2 ha dengan lokal untuk belajar ada 22 lokal, dengan penggunaan pagi untuk SMK dan siang digunakan SMP, Ruang Praktek Siswa (RPS) jurusan Akuntansi yang sudah permanen, walaupun RPS jurusan TKJ belum memadai , begitu pula jurusan TBSM masih berupa ruangan berlantai tanah yang difungsikan sebagai ruang praktek , Jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran masih menggunakan lokal yang belum memadai, tetapi tidak mengurangi semangat dewan guru dan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Yayasan juga memiliki gedung asrama putra dan putri. 

Penghuni asrama putri saat ini kurang lebih 160 orang dan asrama putra 130 orang. Saat ini jumlah siswa SMP Cahaya Harapan 228 orang, tenaga pengajar 16 orang, tenaga Tata Usaha 3 orang, tenaga kebersihan 2 orang, tenaga keamanan 1 orang. Untuk SMKS Cahaya Harapan Tayan memiliki 5 jurusan, yaitu Akuntansi Keuangan Lembaga, Bisnis Daring dan Pemasaran, Tekhnik Komputer Jaringan, Teknik Bisnis, Sepeda Motor dan jurusan Kecantikan rambut dan kulit dengan jumlah siswa 680 orang, tenaga pengajar 33 orang, tenaga Tata Usaha 3 orang, tenaga kebersihan 4 orang, tenaga keamanan 4 orang, petugas perpustakaan 2 orang. 

Sampai tahun 2020 SMP Cahaya Harapan sudah menamatkan 24 angkatan dengan jumlah siswa/i kurang lebih 1.200 orang dan SMKS Cahaya Harapan Tayan sudah menamatkan 21 angkatan dengan jumlah siswa kurang lebih 3.200 orang. Selain menaungi SMP Cahaya Harapan dan SMKS Cahaya Harapan Tayan, Yayasan Cahaya Harapan juga menanungi TK Gloria Terpadu di desa Kelompu, TK Pelita Sosok, PAUD Salem Pandan Sembuat, PAUD Gloria II Embangai, dan PAUD Gloria III Balai Berkuak. Setelah ditinggalkan oleh Almarhum Pdt. Martinus Cion, S.Th, estafet kepemimpinan Yayasan saat ini dilanjutkan oleh anaknya Stepanus Cion, SE. Kiranya lembaga ini semakin berkembang dan menjadi berkat bagi banyak orang. Tuhan Yesus memberkati.

Ingin akses berita Sanggau Informasi tanpa sinyal atau offline ? Silahkan download aplikasi Sanggau Informasi disini

Comments